Sabtu, 28 September 2013

langkah-langkah menjadi wirausahawan yang sukses


TUGAS
KEWIRAUSAHAAN




 



                         





Oleh:
Umi Masruroh/128314004
                                                                        

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
PRODI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
2013

SOAL
1.      Diskusikan bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan agar menjadi wirausahawan yang sukses!
2.      Bagaimana proses terjadinya kewirausahaan sebelum dan sesudah proses inovasi dimulai?
3.      Jelaskan apa faktor-faktor yang mendorong dan memicu sampai kewirausahaan berhasil !
4.      Langkah-langkah apa yang harus dilakukan agar menjadi wirausahawan yang berhasil?
5.      Apa yang menyebabkan kegagalan berwirausaha?




JAWABAN

1.         Langkah-langkah menjadi wirausahawan yang sukses
            Dalam buku KEWIRAUSAHAAN karangan SUYANA edisi 4 dijelaskan, bahwa langkah-langkah menjadi wirausahawan yang sukses antara lain.
1.      Memiliki visi dan tujuan usaha.
2.      Berani mengambil risiko waktu dan uang.
3.      Merencanakan, mengorganisasikan, dan menjalankan.
4.      Bekerja keras
5.      Membangun hubungan dengan karyawan, pelanggan, pemasok, dan yang lainnya.
6.      Bertanggung jawab atas kesuksesan dan kegagalan.

Pendapat lain menyebutkan.
1.       Mulailah dari mimpi dan imajinasi
Dengan mimpi dan keyakinanlah seharusnya produk-produk kita ditawarkan. Hanya seorang pemimpi yang mampu menciptakan dan membuat terobosan dalam produk, cara pelayanan, jasa. Dengan mimpi tidak ada keterbatasan dan kata tidak mungkin, sehingga bisa berkreasi tanpa batas.
2.       Mencintai produk atau servis yang ditawarkan
Mencintai produk yang ditawarkan akan menjadikan pekerjaan kita lebih menyenangkan. Dan karena kita mencintai produk, juga akan lebih mudah meyakinkan pelanggan.
3.       Antusiasme dan keuletan
Antusiasme dan keuletan adalah pertanda cinta dan keyakinan. Sikap malas dan ogah-ogahan hanya akan membuat usaha kita tertinggal
4.       Pelajari dasar-dasar bisnis
Pengetahuan adalah kunci keberhasilan, tidak akan ada sukses tanpa pengetahuan. Belajar dengan orang-orang yang telah sukses akan membantu dan memotivasi kita ketika melewati masa-masa sulit.
5.       Berani mengambil resiko
Harus di ingat hasil yang di capai akan proporsional dengan resiko yang di ambil. Sebuah resiko yang diperhitungkan akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil.
6.       Mencari masukan dan nasehat tanpa mengabaikan kata hati
Seorang pengusaha selalu mencari nasehat, saran, dan kritik dari berbagai pihak. Tapi keputusan terakhir ada di tangan pengusaha itu sendiri, apabila sudah terlatih, kita akan tahu pilihan mana yang paling baik untuk bisnis kita.
7.       Lakukan komunikasi dengan baik
Kemampuan untuk memahami dan menguasai hubungan dengan pelanggan akan sangat membantu mengembangkan usaha. Kepiawaian dalam berkomunikasi adalah kunci sukses memasarkan produk.
8.       Kerja keras
Entrepreneur sejati tidak pernah lepas dari kerja keras. Pada saat tidurpun otaknya bekerja dan berpikir akan peluang bisnis yang baik. Ciri-ciri mereka tak kenal lelah dan putus asa.
9.       Menjalin relasi
Tidak ada pebisnis manapun yang mampu berjalan sendiri. Peran teman, mitra, pelanggan, klien akan sangat membantu terhadap perkembangan bisnis. Dari mereka akan di dapat saran, kritik, dan masukan, atau bahkan bantuan di masa-masa sulit. Maka seorang pebisnis dituntut pandai bergaul, dan menjalin relasi seluas-luasnya.
10.   Berani menghadapi kegagalan
Inilah mental yang harus di miliki oleh pengusaha. Kegagalan bukan berarti tidak berhasil, tapi justru upaya yang telah kita lakukan semakin mendekat pada keberhasilan. Karena tidak ada kegagalan kalau kita tidak melakukan apa-apa.*

2.         Proses terjadinya kewirausahaan sebelum dan sesudah proses inovasi dimulai
Proses kewiraysahaan diawali dengan suatu aksioma atau tantangan, karena ada tantangan akan timbul gagasan, kemauan, dan dorongan untuk berinisiatif, berfikir kreatif dan bertindak inovatif. Tahap inovasi dipengaruhi oleh berbagai factor yang berasal dari dalam diri pribadi maupun lingkungan.
Selanjutnya kewirausahaan berkembang melalui tiga proses :
1.      Proses imitasi dan duplikasi.
2.      Proses duplikasi dan pengembangan (tahap perintis dan tahap pertumbuhan) dan
3.      Proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda.
Pendapat lain:
PROSES KEWIRAUSAHAAN
A.    Faktor-faktor Pemicu Kewirausahaan
David C. McClelland (1961:207), mengemukakan bahwa kewirausahaan (entrepreneurship) ditentukan oleh motif berprestasi (achievement), optimisme (optimism), sikap-sikap nilai (value attitude) dan status kewirausahaan (entrepreneurial status) atu keberhasilan. Sedangkan menurut Ibnoe Soedjono dan Roopke, proses kewirausahaan atau tindakan kewirausahaan (entrepreneurial action) merupakan fungsi dari property right (PR), competency/ability(C), incentive(I), dan external environment (E).
Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor itu adalah hak kepemilikan (property right, PR), kemampuan/kompetensi (competency/ability, C), dan insentif (incentive), sedangkan faktor eksternalnya meliputi lingkungan (environment, E).
Kemampuan berwirausaha (entreprenerial) merupakan fungsi dari perilaku kewirausahaan dalam mengkombinasi kreativitas, inovasi, kerja keras, keberanian menghadapi risiko untuk memperoleh peluang. Kewirausahaan, Suryana (2000: 34)

B. Model Proses Kewirausahaan
Proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi adalah kegiatan kreatif untuk menciptakan suatu konsep yang baru untuk keperluan baru untuk diwujudkan dan diimplementasikan menjadi bisnis yang sukses. Inovasi adalah suatu fungsi khusus dari kewirausahaan, kegiatan yang membawa sumber daya dengan kapasitas baru untuk menciptakan kesejahteraan. Hal terpenting dari inovasi adalah gagasan, penerapan, dan kegunanaan. Inovasi tersebut dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Secara internal inovasi dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari individu seperti: locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, dan pengalaman. Sedangkan secara eksternal seperti: pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.
Pada tahap perintisan kewirausahaan, maka pertmbuhan kewirausahaan sangat tergantung pada kemampuan pribadi, organisasi dan lingkungan. Faktor yang berasal dari pribadi ialah komitmen, visi, kepemimpinan, dan kemampuan manajerial. Faktor yang berasaal dari organisasi antara lain: kelompok, struktur budaya dan strategi. Faktor lingkungan antara lain: pesaing, pelanggan, pemasok dn lembaga-lembaga keuangan yang akan membantu dana. “Mengembangkan Spirit Entrepreneur Muda Indonesia”, Arman, Bustanul dan Muh. Noer (1-23)

C.    Proses Kewirausahaan
Proses kewirausahaan meliputi hal-hal yang lebih dari sekedar melaksanakan kegiatan pemecahan masalah dalam sebuah posisi manajemen. Seorang wiausaha perlu mencari, mengevaluasi serta mengembangkan peluang-peluang dangan jalan mengatasi sejumlah kekuatan yang menghalangi penciptaan sesuatu hal yang baru.
Proses aktual itu sendiri memiliki empat fase khusus, yaitu:
1) Identifikasi dan Evaluasi Peluang Yang Ada
Evaluasi peluang merupakan elemen yang paling kritikal dari proses kewirausahaan karena memungkinkan seorang wirausaha apakah produk atau servis khusus dapat menghasilkan hasil yang diperlukan untuk sumber-sumber yang bermanfaat bagi seorang wirausaha guna mengidentifikasi peluang-pelung bisnis:
a) para konsumen
b) serikat dagang
c) para anggota sistem distribusi
d) orang-orang yang berkecimpung dalam bidang teknik

2) Kembangkan Rencana Bisnis
Dalam hal mempersiapkan rencana bisnis adalah penting untuk memahami persoalan-persoalan inti yang terlibat di dalamnya. Karakteristik-karakteristik dan besarnya segmen pasar, syarat-syarat produksi, rencana finansial, rencana organisasi, dan syarat finansial.
3)Sumber-sumber Daya Yang Diperlukan
Sumber-sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan peluang yang ada perlu di ketahui proses tersebut diawali dengan tindakan penilaian sumber-sumber daya wirausaha yang dimiliki. Dalam konteks ini buakn saja perlu diidentifikasi para pensuplai alternatif sumber-sumber daya tersebut. Tetapi pula kebutuhan serta keinginan mereka. Melalui pemahaman kebutuhan para pensuplai sumber-sumber daya tersebut, seorang wirausaha dapat menstruktur sebuah persetujan (a deal) yang memungkinkannya mendapatkan sumber-sumber daya tersebut dengan biaya serendah mungkin.
4)Laksanakan Manajemen Usaha Tersebut
Setelah sumber-sumber daya dicari, maka sang wirausaha perlu mengaktifkannya melalui implementasi rencana bisnisnya. Hal tersebut mencakup kegiatan yang mengimplementasi sebuah gaya dan struktur manajemen. Winardi, Entrepreneur& Entrepreneurship (188-193)
D. Ciri-ciri Penting Tahap Permulaan dan Pertumbuhan Kewirausahaan
Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan berkembang melalui tiga proses, yaitu:
(1) Proses imitasi dan duplikasi (imitating and duplicating). Pada tahap ini, wirausaha mulai meniru ide-ide orang lain, misalnya: memulai usaha barunya diawali dengan meniru usaha orang lain, dalam menciptakan jenis barang yang dihasilkan meniru yang sudah ada.
(2) Proses duplikasi dan pengembangan (duplicating and development). Pada tahap ini, wirausaha mulai mengembangkan ide barunya. Dalam tahap duplikasi produksi, wirausaha mulai mengembangkan produksinya melalui deversifikasi dan diferensiasi denagn model sendiri.
(3) Proses penciptaan (creating) atau disebut proses inovasi dan kreasi yang diawali dengan teknik produksi baru, mencari bahan baku baru, organisasi usaha baru, dan metode pemasaran baru seperti halnya proses inovasi dari schumpeter(1934)

Dilihat prosesnya, Zimmerer (1996: 15-16) membagi tahap perkembangan wirausaha menjadi dua, yaitu: (a) Tahap awal (perintisan) (b) Tahap pertumbuhan

3.    Faktor-faktor yang mendorong dan memicu sampai kewirausahaan berhasil
a.       Kemampuan dan kemauan
Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi banyak kemauan, dan orang yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausahawan yang sukses.
Sebaliknya, orang yang memiliki kemauan dan dilengkapi dengan kemampuan akan menjadi orang yang sukses. Kemauan saja tidak cukup bila tidak dilengkapi dengan kemampuan.

b.      Tekat yang kuat dan kerja keras.
Orang yang tidak memiliki tekat yang kuat, tetapi memiliki kemauan untuk bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras tetapi tidak memiliki tekat yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausahawan yang sukses.
c.       Kesempatan dan peluang
Ada solusi dan peluang sebaliknya tidak ada solusi tidak aka nada peluang. Peluang ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri, bukan mencari-cari atau menunggu peluang yang dating kepada kita.
Pendapat lain:
-          Pola pikir yang mengarah pada sikap dan kemauan yang keras
-          Kepribadian yang kuat dan sukses
-          Kecakapan dalam mengelola usaha untuk sukses
-          Menerapkan manajemen usaha yang baik
-          Berani memikul segala resiko dlam usaha bisnis.

4.         Langkah- langkah agar menjadi wirausahawan yang berhasil
        - memiliki ide atau visi bisnis yang jelas, serta kemauan dan keberhasilan untuk menghadapi resiko, baik berupa waktu dan uang. Apabila ada kesiapan dalam menghadapi resiko.
-  harus membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan dan menjalankannya. Selain itu kewirausahaan harus mengembangkan hubungan yang baik dengan mitra usaha maupun pihak yang terkait dengan  kepentingan perusahaan.
Pendapat lain:
1. Semuanya Berawal dari Impian dan Imajinasi
Setiap orang tentunya memiliki impian dan imajinasi. Alat-alat yang banyak kita gunakan saat ini seperti: lampu, listrik, pesawat, mobil, motor, dan lain-lain merupakan wujud nyata dari impian dan imajinasi yang dimiliki oleh para penemunya. Tentunya impian dan imajinasi tersebut harus dituangkan dalam bentuk nyata, yakinlah dengan apa yang kita miliki dan jangan pernah takut untuk mencoba. Seseorang yang memiliki impian dan daya imajinasi yang kuat pada umumnya mampu menciptakan dan membuat satu terobosan, dalam kamus mereka tidak ada kata “tidak bisa” ataupun “tidak mungkin”.
2. Mencintai Produk atau Jasa yang Ditawarkan
Biasanya pengusaha memilih jenis usaha yang akan dijalankan berdasarkan hobi dan kecintaanya terhadap jenis usahanya tersebut. Seseorang yang hobi mengajar tentunya akan memilih bidang usaha pendidikan seperti membuka lembaga pendidikan ataupun bimbingan belajar. Begitu juga jika orang tersebut hobi makan, pastinya usaha yang sesuai dengannya adalah usaha rumah makan. Kecintaan kita terhadap produk dan jasa yang ditawarkan akan meringankan beban kita dalam menghadapi halangan dan kesulitan yang datang menghampiri karena kita menjalankannya dengan senang hati.
3. Memiliki Sikap Ulet dan Berjiwa Optimis
Dua kata diatas merupakan kata kunci yang wajib dimiliki oleh setiap entrepreneur. Selalu optimis untuk meraih apa yang telah diimpikannya dan pantang menyerah akan menjadi tulang punggung keberhasilan sebuah usaha yang dijalankan. Orang yang ulet memiliki semangat pekerja keras dimana dirinya akan selalu memikirkan apa yang harus dilakukan demi mengembangkan usahanya. Jangan menjadi orang yang malas karena sikap malas dan ogah-ogahan hanya akan membuat diri Anda semakin hanyut dan tenggelam dalam arus persaingan yang sangat deras.
 4. Berani Mengambil Resiko Kegagalan
Dalam menjalankan suatu usaha, kegagalan akan menjadi faktor resiko yang perlu dipertimbangkan. Banyak diantara para pengusaha yang baru bisa mencapai titik kesuksesan setelah mereka merasakan pahitnya kegagalan. Seorang pengusaha sukses memiliki pandangan bahwa kegagalan bukan akhir dari segalanya, melainkan kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.
5. Memiliki Kemampuan Komunikasi yang Baik
Menjadi pengusaha sukses harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Dalam prakteknya, para pembeli akan merasa sangat senang jika penjelasan mengenai produk dan jasa yang ditawarkan dapat disampaikan dengan bahasa yang santun. Dengan bahasa komunikasi yang sopan santun juga akan membuat Anda semakin mudah dalam menjalin relasi dengan pihak lain seperti: teman, mitra usaha, dan lain-lain.
5.      Selalu Mencari Masukan dan Nasehat dari Orang Lain
Ada pepatah yang mengatakan “Pengalaman adalah guru yang paling berharga”. Sebagai pengusaha yang baru akan memulai usaha, masukan dan nasehat dari orang lain yang lebih berpengalaman dapat dijadikan sebagai bahan pelajaran Anda dalam menjalankan usaha. Gunakan insting kreativitas Anda untuk melakukan modifikasi berdasarkan pengalaman yang diceritakan untuk memperoleh satu terobosan, hal ini dilakukan untuk menghilangkan image Anda sebagai tukang tiru yang tidak memiliki inisiatif dan kreativitas.
7. Membuka Diri dari Perubahan yang Terjadi
Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap detik keadaan disekitar Anda selalu berubah sesuai ruang dan waktu. Terkadang hal tersebut akan berdampak pada usaha yang dijalankan sehingga Anda mesti melakukan penyesuaian berdasarkan perubahan yang terjadi. Teknik marketing yang Anda gunakan sekarang belum tentu masih bisa digunakan di masa yang akan datang. Belum lagi untuk jenis model, gaya hidup, serta trend yang sedang terjadi di masyarakat sedikit banyak akan berpengaruh pada usaha Anda. (DW)
5.    Kegagalan berwirausaha
a.       Kurang kompeten dalam hal manajerial
b.      Kurang pengalaman dalam lapangan yang akan dimasuki
c.       Gigih dalam perencanaan
d.      Kurang memadahinya lokasi
e.       Kurang pengawasan peralatan
f.       Sikap setengah hati, dan
g.      Kurang siap mengalami perubahan atau pengalihan

Pendapat lain:
Penyebab wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya:
  1. Kurangnya kehandalan SDM dan tidak kompeten dalam manajerial serta kurangnya pengalaman ketika menjalankan strategi perusahaan. Strategi baik yang dibuat tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya kompetensi dalam manajerial. Menempatkan orang-orang yang tidak kompeten di tempat yang sangat strategis akan memperburuk jalannya usaha. Kompetensi dalam manajerial sangat membantu keberhasilan perusahaan karena meletakan orang-orang yang sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat bekerja karyawan akan mempermudah usaha dan strategi perusahaan untuk dilaksanakan.
  2. Kurangnya pemahaman bidang usaha yang diambil karena tidak dapat memvisualisasikan dengan jelas usaha yang akan digeluti. Seorang wirausahawan apabila tidak dapat mendeskripsikan dan memvisualisakan bentuk usaha yang digeluti mengantar pada kehancuran usaha. Pemaham bisnis atau bidang usaha yang diambil secara kontekstual dan riel sangat membantu arah, tujuan, misi, dan visi perusahaan. Kejelasan bidang usaha yang telah ditentukan sangat membantu dan mempermudah mengambil kebijakan manajerial dan strategi yang dibuat.
  3. Kurangnya kehandalan pengelolaan administrasi dan keuangan (modal dan kendali kredit). Pencatatan adminsitrasi dan keuangan secara sembarang akan semakin memperburuk kondisi usaha karena tidak dapat membaca transaksi dan aktivitas yang telah terjadi. Aktivitas yang telah dilalui seperti pembayaran utang-piutang, jumlah pesanan, jadwal kirim, proses produksi, dll akan tidak dapat terselelsaikan dengan baik. Penangana modal dan kreditdari bank atau swasta apabila tidak dicatat pengeluaran dan alokasi penggunaannya akan semakin memperburuk kondisi keuangan. Alangkah baiknya dalam melakukan aktivitas selalu berpedoman “Segala yang telah dikerjakan harus dicatat dan segala yang tercatat harus dapat dikerjakan dengan baik” sehingga perusahaan yang menggunakan prinsip tersebut dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
  4. Gagal dalam perencanaan. Kegagalan dalam menerapkan rencana biasanya karena rencana yang telah dibuat berdasarkan pengalaman orang lain atau sebuah idealis yang belum pernah diaplikasikan. Kegagalan ini terjadi karena tidak tahu sama seklai kondisi atau medan usaha yang digelutinya. Faktor-faktor yang mendukung kegagalan dalam melaksanakan atau menerapkan rencana adalah dari dalam diri sendiri.
  5. Tempat usaha dan lokasi yang kurang memadai. Tempat usaha dan lokasi sangat menentukan kelancaran bisnis yang digeluti. Salah memilih, membangun, atau membuka tempat usaha yang harapnnya dapat memperbesar usaha justru kandas karena kesalahan tersebut. Tempat usaha seharusnya diperiksa dulu kelayakannya seperti budaya, karakter, strata sosial, pendapatan, selera, kemanan masyarakat disekitarnya.
  6. Kurangnyam pemahaman dalam pengadaan, pemeliharaan, dan pengawasan bahan baku dan sarana peralatan. Kemampuan dalam pengadaan, pemeliharaan, pengawasan bahan baku dan peralatan yang dimiliki sangatlah penting. Karena apabila tidak memiliki kemapuan dalam bidang ini akan membuat biaya operasioanal semakin tinggi dan kerugian akan terjadi.
  7. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi perubahan teknologi. Seoranng yang berwirausaha haruis berani melakukan perubahan dalam organisasinya. Salah satu perubahan yang dapat membantunya adalah perubahan teknologi yang sedang berkembang. Ketidakmampuan mengikuti perubahan teknologi tidak membuat organisasi mati begitu saja tetapi pergerakan organisasinya berlahan-lahan lambat dan berangsur-angsur ketinggalan dengan organisasi yang lain yang lebih cepat menanggapi perubahan teknologi.
  8. Hambatan birokrasi. Birokrasi sangat membantu dalam kearsipan dan adminsitrasi organisasi tetapi apabila birokrasi sangat lambat dan menghambat sama sekali maka akan memperlambat laju kinerga organsiasi.
  9. Keuntungan yang tidak mencukupi. Keuntungan yang akan diperoleh dalam berwirausaha adalah dasar motivasi ketika seseorang merencanakan bidang usaha. Akan tetapi keuntungan yang diperolah di luar dari jangkau biaya yang telah dikeluarkan atau perkiraan laba yang diperoleh sebelumnya akan mengakibatkan kelangsungan usaha yang cepat berhenti.
  10. Tidak adanya produk yang baru. Produk yang telah dibuat dan berhasil memenangi pasar belum tentu akan bertahan lama karena banyak kompetitor yang selalu melakukan inovasi maupun perbaikan produk mereka untuk tampil di pasar. Pengusaha yang tidak pernah menampilkan produk baru yang kreatif maupun inovatif akan mempercepat berhenti usahanya.